Senin, 24 September 2012

Umur.

Bila mau memperpanjang umur bisa dengan rajin bersilahturahmi dan menjauhi maksiat. Umur yang dipergunakan untuk berbuat kebajikan akan memperpanjang usia dan membawa manfaat. Yang mau saya bahas selanjutnya adalah betapa rentannya hati manusia,hingga terus-menerus didera emosi jiwa, nah bersamaan dengan itu umurnya digadaikan pulak utk bergunjing,naudzubillah. Ini terjadi pada saya dan ini seperti candu,ada masalah lari kecurhat,lari keluh kesah...nyari telinga orang dekat atau sahabat untuk sharing. Merasa bahagia,jelasnya semu,ini tersadari namun namanya juga kecanduan rasanya sulit untuk berpaling. Jalan keculasan,menghadirkan kekecewaan umur makin menanjak,kecerdasan emosional masih labil. Umur itu ibarat secawan anggur yang akan terserap habis oleh waktu,maka saya harus berusaha sekuat tenaga untuk "menjaga umur ini" supaya bermanfaat. Kekalahan,kebingungan,gundah gulana dan merana harus mampu saya atasi terus maju,saya pasti berhasil! InsyaALLAH.

Merasa BeTe banget.

Apa sih maknanya hidup? Jawabannya satu untuk menjalaninya dengan pengabdian ke ALLAH SWT, bekerja dan beribadah sebaik-baiknya,memulai dengan hal-hal baik dan mengakhiri dengan kebaikan. Apa yang salah atau ada yang kurang sehingga hampir setiap saat rasa ini dikeluhkan,mengeluh terus seolah hanya diriku yang paling sengsara. Aku hanya seorang manusia yang tak mau larut dalam masalah, seandainya ada dan harus dihadapi sebenarnya aku hanya ingin istirahat,merenung dan berpikir mencari jalan keluar. Dari sifatku yang kukenal aku adalah seseorang yang anti banyak gaul,karena khawatir tersinggung nantinya. Terlalu banyak yang aku harus perbaiki makanya(perasaan ku tak mau diganggu) namun hanya dengan menarik napas dan menghelanya ketus semoga bisa meringankan derita ke BeTe an akut yang diriku alami. Sekarang baru kusadari agar aku bisa dikenal dikethui dan dicari aku hanya harus rajin menulis, tulisan esai, makalah,jurnal atau artikel yang konsen pada tema tertentu. Kusadari aku bukan seorang yang bego,maka akan sangat naif justru menghabiskan waktu hanya curhat pada mamaku. Aku harus maju. Bukan hanya tekad ini harus diwujudkan,aku yakin rasa kalah terus menerus yang aku alami karena terlanjur larut dengan perasaan melankolis. Padahal aku harus didik anak-anak,beri makan baik pada mereka, mengembangkan karierku yang sangat lambat dan memperluas wawasanku, boro-boro melakukan semuanya energiku habis untuk mengalahkan kemarahanku yang terus membukit, GOD sering terlontar tanya "manusia dewasa macam apa aku ini!" Berani berkeluarga tapi selalu gentar terhadap banyak hal. "please dear heart trying to more respect to your mind" i said that. Ada kecewa yang menumpuk, Ada keinginan yang sulit terkatakan, Ada cita-cita yang terpendam dan membuatku kalap, Ada berbagai tuntutan

Kamis, 06 September 2012

Sesaknya perasaan...

Mungkin ada yang salah dan keliru dalam makna hari yang coba kujalani. pekerjaan utamanya,akibatnya karier tak jua menjadi stabil bukan statis malah mengalami kemunduran,ditandai dengan macetnya pengurusan pangkat akademik, lalu SK mengajar sebagai salah seorang pengajar di salah satu universitas negeri tidak ada untuk semester ini(what??! hiks baru tahu tadi...ditambah dengan tidak ada lagi teman2 anggota pos bantuan hukum yang merespon telp. Mungkin Tuhan ingin menguji lagi kesabaran hati ku, aku hanya ingin terdiam dan merenung hari ini,perasaan kecewa ini tak layak aku keluhkan. Yang lebih mendera bathin teman2 sesama dosen di kampus hijau itu tak mau pula menjawab sms ku.... Selama ini aku terlalu percaya diri mungkin berharap lamanya aku selalu dipanggil mengajar bakal jadi jaminan aku akan dipertahankan sebagai dosen tetap atau pengajar yang masuk sebagai bagian dari keluarga besar universitas itu, yah harapan perlu hanya jangan terlalu pasrah dengan status kemaren. Meskipun hanya menuliskan perasaanku saat ini setidaknya sesaknya perasaan dan bathinku yang agak terluka karena sikap teman2 cukup terobati,kuhela napas panjang...menghirup udara membuatku mungkin bisa lebih pasrah melihat sudut terang di harapanku yang redup. Merasa sendirian di dunia ini tak boleh aku rasakan... Anak-anak masih butuh ibunya yang kuat,sehat dan tegar,pantang menyerah...all myactivities harus bisa kulakoni dengan baik. Dalam hidup tak perlu aku berjanji muluk aku hanya perlu bersabar dan selalu berusaha,insyaALLAH aku yakin Tuhan punya segudang rencana indah untuk jiwa yang tenang dan mampu bersyukur. Kalau usaha kali ini tertolak terus tak apalah aku mengusahakan hal yang lebih baik nanti,amin. InsyaALLAH. #seulas senyum di pipi yang berona lagi dan bibir yang tak lagi manyun :)