Sabtu, 30 Agustus 2014

Re-think...

Kalau lagi sedih, harus mengalihkan perhatian ke hal-hal positif misalnya berdoa. Kalau terlalu arogan (ego) harus ingat akhirnya jasad hanya terbaring di dalam tanah yang sepi dengan sepotong kain . Kalau mulai banyak yang diinginkan (harapan/nafsu terhadap benda) ingatlah apa yang paling penting didahulukan. Kalau lihat orang sukses/berhasil ucapkan selamat dan koreksi diri trus contoh kesuksesan orang tersebut. Kalau terlampau lelah harus ambil istirahat yang cukup, jangan paksakan diri. Kalau...bila...jika...masih hidup harus terus bisa bermanfaat...agar ketika jasad dikandung tanah, ada banyak manusia lain yang sadar bahwa kehadiranmu dulu begitu berarti. Kadang aku hilang... Lepas tak berjejak... Dan aku sadar aku masih diberi hidup :)

I Just felt...

Terkadang aku ingin menangis dan segera menumpahkan segala beban di batinku pada dirimu. Namun ada tentangan keras dari dasar jiwa yang menyadarkan bahwa semua deritaku juga karenamu. Apakah bisa atau biasa saja menumpahkan amarah ke sumber masalah??? Bagiku terlalu rancu... Bahkan terlalu sering dukaku nestapaku telan sendiri, menyibukkan diri dengan berbagai hal selalu bisa menepis duka itu. Tuhan, i just felt sad...just feel tired... Namun kuselalu kembali PADAMU...pada TUHANKU yang Maha Esa, yang kutahu mencintai dan selalu mengabulkan apa saja yang aku inginkan. Tuhan...semoga kelak aku bisa menghadap kealam MU yang kekal dengan wajah yang baik dengan amal yang baik, karena meskipun kenikmatan dunia tidak kunjung menghapus duka, semoga di alam MU yang abadi aku bisa diterima baik...aamiin. There was a time...when i can't hold on my tears...but it meaning so many reason that i am stronger...just because my GOD help me :)

Minggu, 24 Agustus 2014

Bapak, doaku semoga engkau khusnul khotimah...aamiin

Bapak... Terkadang hanya kemarahan dan galau yang dalam ketika melihat dan mendengarmu bicara. Aku berupaya menjadi anak perempuan yang menyayangi orangtua selayaknya ajaran Islam. Berusaha menanamkan nilai penghargaan pada anak-anak agar patuh dan menghormati Opa/Kakeknya dengan baik. Berusaha melupakan masa lalu ketika masih sekolah SD,SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi yang kerap sulit secara finansial akibat Mama tidak punya cukup biaya untuk sekolah, alhamdullilah tante-tante dan om saudara2 mama bisa membiayai kami empat bersaudara, meskipun engkau pergi dan lalai mendanai sekolah kami. Bapak... Seringkali engkau pulang dan pergi ke Sulawesi tempat kami anak-anak dan mama dari Sumatera kampung halamanmu tercinta, tetapi hanya sesaat belum cukup engkau menemani kami, engkau kembali ke kampung halaman mu, katamu kerja...yang sampai saat ini pun aku tak tahu berapa hasil keringatmu itu dan apakah kami berhak dibiayai sebagai anak-anak kandungmu...entahlah! Bapak... Kadang aku terdiam dan berdoa untuk kebaikanmu...hingga setiap raga yang berjiwa kembali ke Haribaan ALLAH SWT semoga engkau kembali dengan baik (khusnul khotimah) tetapi pada beberapa jeda berikut hatiku yang kalut mulai memaki dan mencemooh semua tingkah lakumu yang sering terlalu kelewatan. Bapak... Sekarang usia semakin menggerogotimu tetapi entahlah engkau semakin kacau dan semakin tidak jelas makin rentan untuk berbuat absurd dan cenderung mempermalukanku...walau masih ada "asa" engkau masih bisa berubah, namun batin sudah tidak sanggup melihatmu dan tinggal untuk merawatmu bersama mama yang juga semakin tua dan lemah. Bapak... Mungkin ALLAH SWT akan memberimu hidayah dan rahmatNYA hingga kelak engkau akan berjumpa dengan keluarga yang engkau benar-benar cintai...kalau untuk sekarang...aku tak tahu dan tak mengerti bagaimana keadaan yang engkau selalu buat kacau dan absurd ini bisa selesai dan engkau bisa kuhormati dan hargai sebagai sebab dari kehadiranku di bumi ALLAH SWT. Bapak... Semoga ALLAH SWT segera memberimu hidayah dan rahmat NYA Agar hidup kami damai bersama mama yang makin tua dan lemah...aamiin Makassar, 24 Agustus 2014 Saat pikir dan rasa tak menentu karenamu...bapakku!!