Rabu, 09 Mei 2012

"Menggapai Impian Masa Depan"

Selalu ada harapan dan cita-cita yang membayangi di kala tidur dan bermimpi, bagian cita dan harapan tersebut memiliki sesuatu... Sesuatu itu pasti mudah bila ada... Sayangnya ... Mencoba memejamkan mata dan bermimpi, malam ini semoga impian mengisnpirasi hari esokku. Tak banyak ritual yang aku lakukan sebelum tidur. Fisik yang letih dengan aktivitas pagi sampai jam istirahat ini membuat tidur memang media relaksasi yang tepat. Jam menunjukkan pukul 22.00 wita, berita yang masih sempat terpantau adalah press release hilangnya pesawat penumpang ujicoba miliki Maskapai Sukhoi buatan Rusia. Tak bisa aku bayangkan kondisi penumpang (sipil) dalam penerbangan yang baru dinyatakan hilang petang ini (Rabu, 09 Mei 2012) ini pesawat yang secara internasional pasti mutunya bagus, akh semoga masih ada harapan penumpang yang ada dalam manifest bisa selamat semua (42 penumpang, 8 awak bagasi). Kecelakaan bisa terjadi dimana saja, resiko ini melingkupi kehidupan setiap manusia, tadinya aku ingi bercerita hal-hal indah yang menjadi cita-cita dan harapan masa depanky, utamanya dengan hari tua. Namun mendengar kabar berita di stasiun televisi tersebut membuat aku berpikir sebenarnya harus banyak tabungan yang aku persiapkan bila sewaktu-waktu ajal menghampiriku. Tabungan yang kelak akan bermanfaat untuk anak-anak dan keluarga yang aku tinggalkan. Impian itu harus diwujudkan dengan tindakan nyata, menabung adalah bagian dari proses tersebut. Selama ini sebagai seorang wanita dan seorang ibu tentu saja masalah dalam pengaturan keuangan harus betul-betul direncanakan dengan cermat bila aku tak ingin tekor. Tekor ialah masalah besar setiap bulannya, pekerjaan sebagai tenaga honorer di beberapa perguruan tinggi bisa dikatakan kurang memadai, untunglah situasi yang masih bisa disyukuri adalah suami punya pekerjaan yang secara pendapatan mampu menunjang keuangan keluarga. Problematika hadir ketika alokasi dana untuk kebutuhan setiap hari tidak cukup, biaya terbesar ada pada biaya transportasi dan kebutuhan harian (biaya pangan). Impian ku sebelum ada masalah kecelakan di televisi tadinya adalah membeli kendaraan pribadi yang bisa mengantarkanku ke tempat aktivitas dan anak-anak kami ke sekolahnya. Menyisihkan uang, menabung butuh usaha, butuh kedisiplinan bagian ini juga masih terus menjadikanku menggantungkan harapan setiap saat pada sisa uang kebutuhan harian. Aku bahagia, bahagia dalam arti tak mudah hidup apabila sudut pandangku tengadah, ada banyak godaan untuk hidup bersenang-senang di zona nyaman saja, menuntut suami hal yang bisa diprediksi akan kulakukan. Syukur alhamdullilah aku tak melakukan hal tersebut. Aku terus bergerak mengusahakan posisi dalam tugas dan bidang pekerjaan ku, dari mengasuh anak-anak, mengajar bahkan menyisihkan waktu untuk mengupayakan pos bantuan hukum bagi masyarakat kurang mampu, itu semua masih dalam rintisan. Doaku...semoga hidup ku ini akan bertambah maknanya, mendapatkan akhirnya yang sesuai dengan skenario ku yang tentu saja tak lepas dari pertolongan Dzat Yang Maha Kuasa ALLAH SWT. Aku menabung (uang dan impian). Tabunganku yang selalu ada meski kecil nilainya adalah di BCA, bank yang sejak aku duduk di bangku perkuliahan telah jadi saksi pasang surutnya keuanganku. Bank ku ini tak pernah menutup rekeningku, meskipun dana yang ada minim sekalipun, BCA menemaniku dengan optimis belanja secara debit di berbagai Swalayan atau Departemen Store yang tentu saja tak membebankan biaya tambah. Maka tabungan impian semoga bisa aku mulai dengan disiplin di bank yang sangat setia BCA. Terima Kasih BCA.