Kamis, 01 Oktober 2020

Menulis lagi...untuk semangat, baeklaaah!

Hi...setelah mengalami banyak hal antara 2015 ke 2020, now...maka inilah tulisan yang akan kubagikan sebagai pemecah kevakuman setelah freeeze bertahun tahun, yang betah menyimak silahkan lanjutkan... Saya masih seorang ibu, yang di akhir tahun 2019 mendapatkan lagi karunia anak ketiga, laki-laki yang sangat aktif, alhamdullilah. Pada awal tahun 2020 saya sangat menikmati status kembali jadi ibu lagi, setelah 12 tahun yang lalu...sementara menikmati masa menyusui itu secara global pada bulan Maret pemerintah Republik Indonesia mulai mengumumkan tentang terjadinya penyebaran virus Corona yang kemudian disebut dengan Covid 19, Covid 19 ini termasuk virus yang mematikan, mudah menular dan menjadi pandemi global. Hampir semua negara melakukan pembatasan gerak warganegara dan aktivitas antar negara untuk menahan laju penyebaran Covid 19 yang begitu cepat. Data terakhir menyebutkan pertanggal 01 Oktober 2020 jumlah yang terdeteksi 34.323.785 kasus, dengan total kematian 1.021.165 kasus dan jumlah penderita yang sembuh 25.539.423 kasus. Untuk pasien yang secara aktif sekitar 7.763.197 orang, pasien dengan kondisi sedang kesehatan yang buruk 7.697.109 orang (99%), dan pasien dengan kondisi serius atau bahkan kritis sekitar 66. 088 orang (1%)(Sumber : worldometer.info) Pandu Riono ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia memperkirakan puncak pandemi Covid 19 akan mencapai puncak awal 2021, hal ini dengan melihat setelah kurang lebih 6 bulan pandemi berlangsung belum terjadi penurunan kasus Covid 19 di Indonesia secara signifikan. Nah...selama bulan Maret hingga September ini kami sekeluarga menghabiskan waktu di rumah saja, saya bekerja di rumah (memberi kuliah dan webinarsebagai peserta atau pun narasumber), bapaknya masih bekerja tetapi bergantian shift dengan kru di biro kantornya untuk menghindari penularan bila terlalu banyak orang di kantornya, dua anak kami yang beranjak remaja belajar dan menerima pembelajaran dari rumah, anak ketiga...baby bisa lebih fokus diberi ASI. Masker menjadi kewajiban bila ingin keluar rumah, jaga jarak sudah menjadi suatu yang harus demi menghindar dari droplet orang lain "social distancing" dan rajin cuci tangan atau steril setelah bersentuhan dengan benda dari luar jadi bagian dari protokol kesehatan. Awalnya tidak terbiasa, dengan adanya pandemik ini semua orang diminta menjadi terbiasa. Herd imunity terjadi secara alamiah, hal ini terjadi karena pada kenyataannya ada yang patuh tinggal di rumah (hanya keluar pada saat ada kerja atau aktivitas penting) dan lebih banyak yang kurang bisa patuh dengan berbagai alasan (harus keluar mencari nafkah, sudah jenuh dan lebih serunya untuk berburu konten mengisi youtube or be new youtuber), sementara vaksin untuk meminimalisir efek virus ini masih dalam proses uji lab, uji klinis dan pertimbangan low cost vaccine untuk masyarakat, tentu pikiran pemerintah setiap negara semakin berat. Belajar dari situasi di awal bahkan hingga akhir tahun daya tahan tubuh dan mental setiap individu tentu harus diatur baik dan konsisten agar bisa bertahan, secara fisik dan kondisi psikis. Tulisan kali ini berharap dan berdoa akhirnya semua akan kembali dengan baik dan sehat...aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar